Kamis, 19 Mei 2011

Modul Teknik Digital

teman-teman pecinta SMK elektronika bisa melihat modul Teknik Digital disini...http://www.blogger.com/img/blank.gif

Memperbaiki Regulator Televisi


REGULATOR TEGANGAN

A. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa akan dapat :
1. Mengukur tegangan AC dan DC pada rangkaian catu daya televisi warna dengan menggunakan multimeter
2. Menganalisa kerusakan, bila terjadi kerusakan pada bagian regulatoe tegangan dari catu daya televisi berwarna

B. TEORI SINGKAT
Catu daya adalah suatu rangkaian terpenting pada pesawat televisi, karena bagian ini berguna untuk memberikan daya listrik kepada seluruh rangkaian pesawat televisi. Supaya televisi dapat bekerja dengan baik maka catu daya harus dapat memberikan tegangan listrik yang stabil. Untuk itu maka rangkaian catu daya mempunyai bagian-bagian yang penting yaitu penyearah dan penstabil. Bagian primer trafo/ switching regulator disebut dengan regulator input dan abgian sekunder disebut regulator output.
Teganagn AC terlebih dahulu dirubah menjadi tegangan DC dengan perataan dan regulator tegangan yang dapat mengendalikan tegangan DC ke rangkaian TV warna. Tegangan DC yang dihasilkan ini diharapkan dapat stabil, sehingga televisi dapat bekerja sempurna. Kerusakan ang terjadi pada regulator ini akan mengakibatkan gamabar pada layar televisi mengalami gangguan demikian juga suara yang dihasilkan. Menurut cara kerja catu daya yang dipakai pada pesawat televisi adalah :
1. Catu daya dengan trafo penurun tegangan
Pada metoda ini rangkaian TV berwarna terpisah terhadap jala-jala oleh adanya transformator atau sering disebut sebagai catu yang mengambang
2. Catu daya dengan trafo tanpa penurun tegangan
Pada metoda ini tegangan bolak-balik langsung diberikan pada penyearah melalui filter jala-jala untuk menghindari noisenya.
3. Catu daya Acemic (Switching Regulator)

Tambahan Teori :
Jenis loncat balik flyback catu tegangan tinggi digunakan pada semua TV modern karena energi penerusan ulang horizontal mencatu tegangan tinggi. Seperti diketahui, suatu auto trafo adalah lilitan tunggal pada suatu inti besi. Bila kita menumpan AC pada dua sadapan lilitannya, kita akan dapat memperoleh kenaikan tegangan dari segmen yang lebih besar.
Pada trafo output horisontal, habisnya arus gigi gergaji horisontal yang tiba-tiba pada kumparan penyimpangan horisontal menyebabkan arus membalik pada sadapan perbandingan 1 ke 2 t auto trafo. Denyut loncat trafo ini meningkat hingga 14000 volt diatas panjang lilitan penuh auto trafonya. Diode tegangan tinggi meratakan denyut tegangan tinggi. Karena frekuensinya sangat tinggi (15750 denyut per detik) maka tidak dibutuhkan filterisasi.
Pada kenyataannya, kapasitansi antara lapisan aquadag pada tabung gambar dan ground adalah cukup untuk menghasilkan langkah filterisasi pada kebanyakan pesawat TV. Banyak penerima TV menggunakan kapasitor 55uF diantara filamen perata tabung tegangan tinggi dan ground. Kadang, tahanan filter 1, megaohm digunakan seri dengan kaki tegangan tinggi.
Tegangan filamen untuk perata tegangan tinggi diperoleh dengan suatu lilitan yang mengkopel induktif pada auto trafo. Walaupun AC kecil disadap oleh lilitannya cukup untuk menyalakan filamen tabung perata. Untuk mencegah aliran arus besar pada filamen, tahanan diserikan dengan kaki filamen.
Jika kita menyentuh kaki catu loncat balik 14.000 volt pada TV, kita mungkin akan selamat karena kuat arusnya sangat kecil pada tipe catu daya. Catu daya loncat balik sengaja dirancang beregulasi rendah. Tegangan 14.000 volt akan turun jika dibebani dengan kaki tegangan tinggi.
Sedangkan pada pesawat lama, catu daya tegangan tinggi 60 cycle non-flyback yang digunakan. Catu daya ini, dengan trafo tegangan tegangan tinggi sangat berbahaya. Dan ini tidak lagi digunakan.

C. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. TV trainer 1 set.
2. Toolset 1 set.
3. Multimeter 1 buah.
4. kawat penghubung secukupnya.

D. LANGKAH KERJA DAN HASIL PRAKTIKUM
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan alam mlaksanakan praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum.
2. Meneliti gambar skema rangkaian bagian catu daya pada televise.
3. Mengamati omponen yang terdapat pada bagian catu daya dn mencatat hasilnya dalam table.

E. EVALUASI

1. Catu daya adalah Catu daya adalah suatu rangkaian terpenting pada pesawat televisi, karena bagian ini berguna untuk memberikan daya listrik kepada seluruh rangkaian pesawat televisi
Catu daya untuk memberikan daya listrik yang diperlukan oleh seluruh rangkaian televisi. Catu daya terdiri dari catu daya sistem transformator dan sistem switching. Dimana kebanyakan digunakan catu daya sistim switching. Catu daya terdiri dari rangkaian penyearah untuk sumber tegangan bolak-balik. Dan rangkaian penyerah untuk sumber dari tegangan pulsa yang dibangkitkan oleh rangkaian defleksi horizontal. Penyearah ada beberapa macam yaitu penyearah setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, dan penyearah pendoble.

2. Cara kerja rangkaian catu daya televisi :
Sistem regulasi catu daya pada televisi ada beberapa cara yaitu pertama dengan menggunakan tafo step down untuk kebutuhan regulasi sekundernya. Kedua tanpa menggunakan trafostep down, jadi jala-jala PLN 220 volt langsung disearahkan kemudian diregulasikan melalui rangkaian switching. Kedua sistem regulasi catu daya tersebut dapat dipergunakan pada rangkaian televisi yang penting tegangan yang dihasilkan harus stabil/ teregulasi.
Berubah-ubahnya tegangan output yang disebabkan oleh tegangan input atau perubahan arus beban dapat dicegah oleh regulator tegangan konstan. Dengan mempergunakan tegangan ini dapat dihasilkan tegangan searah yang stabil dan riak pada tegangan DC dapat dikurangi.
Regulator tegangan tegangan konstan dapat diklasifikasikan menjadi regulator memakai transistor dan menggunakan teristor. Pada regulator yang menggunakan transistor, regulator tegangan dihubungkan secara seri dengan rangkain beban, dan resistensi dalam dari regulator dapat mengikuti perubahan tegangan output. Sedangkan regolator dengan teristor seperti saklar dan waktu konduksi rangkaian pengatur dapat mengikuti arus beban sehingga tegangan outputnya dapat dibuat konstan.

3. Bagian-bagian penting pada rangkaian catu daya televisi :
Pencatu daya terdiri dari rangkaian penyearah untuk sumber dari tegangan bolak-balik dan rangkaian penyearah untuk sumber dari tegangan pulsa yang dibangkitkan oleh rangkaia defleksi horisontal. Dan rangkaian tambahan sebelum penyearah adalah lampu pilot, rangkaian pemanas untuk tabung gambar berwarna, rangkaian pendegauss dan rangkaian lainnya.

4. Pembangian catu daya berdasarkan cara kerjanya :
Menurut cara kerjanya catu daya pada televisi dapat dibedakan menjadi :
1. Catu daya dengan trafo Step down
Pada catu daya ini, tegangan AC dari jala-jala listrik terlebih dahulu akan diturunkan dengan menggunakan trafo stepdown untuk kebutuhan regulasi sekunder. Tegangan yang diturunkan tersebut selanjutnya akan disearahkan oleh sebuah rectifier dan akan distabilkan tegangannya oeh sebuah filter yang nantinya akan diteruskan pada rangkaian televisi.




2. Catu daya Acematic (switching regulator).
Pada dasarnya sistem AC matic ini secara garis besar terdiri dari empat blok yaitu : AC –DC –AC –DC. Dimana tegangan dari jala-jala PLN disearahkan langsung oleh rectifier dan kemudian baru diotomatisasi oleh blok AC yang kedua yang juga disebut dengan blok switching.
Untuk dapat mencapai kerja secara otomatis maka seluruh sistem catu daya ini terdiri dari :
- Regulator output
- Starter
- Regulator Driver
- Comparator/pembanding
- Regulator control
- Actif power filter.








5. Prinsi kerja dari regulator switching :
Tegangan dari jala-jala PLN langsung disearahkan dengan rangkaian penyearah dengan sistem jembatan/brige, tegangan searah ini kemudian dibuat putus-putus oleh transistor switching sehingga dari tegangan DC menjadi tegangan pulsa yang mempunyai frekuensi dan dapat diinduksikan melalui sebuah tranformator kemudian dari tegangan sekunder disearahkan kembali untuk mensupply rangkaian.

F. KESIMPULAN.
Dari hasil praktek yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pada rangkaian catu daya televise berwarna memiliki dua bentuk tegangan yaitu tegangan AC yang berasal dari input jala-jala listrik dan tegangan DC yang berasal dari tegangan AC yang telah disearahkan . Untuk mengukur tegangan AC dan DC pada catudaya televisi berwarna perlu diperhatikan dalam pemilihan groundingnya, karena grounding antara tegangan AC dan DC pada rangkaian catudaya tersebut tidak sama.Pengukuran tegangan pada rangkaian harus diperhatikan bagian-bagianyang bekerja pada jalur AC dan bagian rangkaian yang bekerja pada jalur DC.
Pengukuran tegangan AC dapat dilakukan langsung pada kaki-kaki komponen dan tetap memperhatikan fasa dari rangkaian jala-jala atau polaritas komponen. Sedangkan pada tegangan DC dapat langsung diukur pada kaki komponen dan mempunyai grounding yang sama pada masing komponene yang berkerja pada tegangan DC tersebut. Jadi dapat dilakukan pengukuran pada suatu titik dengan satu ground. Dan pada tabung YV merupakan salah satu ground DC.
2. Analisa kerusakan pada regulator biasanya gejalanya adalah televisi mati total dan indikator power tidak menyala. Kemungkinan kerusakannya terdapat pada bagian penyearah primer, transistor regulator output, atau apabila bagian regulator ini menggunakan sistem AC matic yang memerlukan umpan balik dari horinzontal, kerusakan bagian horizontal juga mengakibatkan rangkaian regulator tidak bekerja.
Referensi :
Sofyan. 2005. Mencari dan Memperbaiki Kerusakan pada TV Berwarna. Tanggerang : Media Pustaka.